Image

 

 

 

 

 

 

 

 

OLEH :

AHMAD BASOFI MUJAHIDIN     (10.038)

DEGA AGASSA SETIAWAN          (10.046)

FIKA NUR AINI                               (10.055)

SIH MIKUWATI                               (10.069)

 

 

 

 

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

KABUPATEN MALANG

2012

SATUAN ACARA BERMAIN

 

Pokok Bahasan            : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit

Sub Pokok Bahasan     : Terapi Bermain Anak Usia Prasekolah

Tujuan                          : Mengoptimalkan perkembangan motorik halus

Tempat             : Ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Kepanjen

Waktu                          : Rabu, 25April 2012 selama 35 menit (jam 09.30 s.d 10.05).

Sasaran                        :1. Klien”An. F” umur 3 tahun

 2. Klien “An.R” umur 5 tahun

Jenis Permainan              : Skill play

 

 

 

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20  menit, anak diharapkan bisa merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit.

 

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 

Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :

1.         Bisa merasa tenang selama dirawat.

2.         Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat

3.         Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat

4.         Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan

5.         Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi

6.         Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal

7.         Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap suatu permainan

8.         Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat

9.         Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit

10.       Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah Sebagai alat komunikasi antara perawat – klien.

 

 

 

RENCANA PELAKSANAAN :

No

Terapis

Waktu

Subjek terapi

1

Persiapan

  1. Menyiapkan ruangan.
  2. Menyiapkan alat-alat.
  3. Menyiapkan anak dan keluarga

5 menit

Ruangan,alat,anak dan keluarga siap

2

Proses :

  1. Membuka proses terapi bermain dengan mengucap kan salam, memperkenalkan diri.
  2. Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan.
  3. Mengajak anak bermain .
  4. Mengevaluasi respon anak dan keluarga.

 

 

1 menit

 

 

2 menit

 

 

 

7 menit

3 menit

 

 

 

Menjawab salam, Memperkenalkan diri, Memperhatikan

 

 

 

Bermain bersama dengan antusias dan mengungkapkan perasaannya

3

Penutup (1 menit).

Menyimpulkan, mengucapkan salam

 

2  menit

 

Memperhatikan dan menawab salam

 

Metode                        : Bermain bersama

Media                          : Lembar gambar, pensil warna dan alat gambar

Materi                          : Terlampir

Pembagian tugas kelompok :

Leader 1          : Ahmad Basofi Mujahidin

Leader 2          : Dega Agassa S.

Notulen            : Sih Mikuwati

Fasilitator         : Fika Nuraini

 

 

 

SETTING

€           €                      

œ   

       
       

 



                                                                                                                                                ”                                                                                                                                            ”                                                                                                  

                                      ƒ              ƒ                          ƒ                       

Keterangan :

€    : Leader

œ          : Notulen

”          : Peserta/ Klien/Anak

ƒ    : Keluarga Klien

    : Fasilitator

 

 

EVALUASI

Peserta terapi bermain menggambar mampu:

  1. Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan
  2. Membedakan warna dan bentuk gambar
  3. Menulis dan mengambar
  4. Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.

 

 

 

 

 

 

MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

 

  1. A.     PENDAHULUAN

         Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya.

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya   kurang mendapat kesempatan bermain.

Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain, perawatan dan proses keperawatan yang  bertujuan penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya dan hal inlhah yang membuat anaknsemakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah sakit.

Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga nak tidak mampu beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya.

Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan Kepanjen, di mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya diam terpaku tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi

Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu tindakan keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainya.

  1. B.     PRESCHOOL

1. Pengertian Preschool

Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, Secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.

 

2. Aspek Bahasa

Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang dari 900 kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada tahun kelima sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu dan bulan,anak juga sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus.

 

3. Aspek Sosial

Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan sendiri,rentang perhatian meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam permainan sering mengikuti aturannya sendiri tetapi anak sudah mulai berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung mandiri dank eras kepala atau tidak sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat kebanggan dalam pencapaian,masih mempunyai banyak rasa takut.pada akhir usia prasekolah anak sudah jarang memberontak,lebih tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih bertanggungjawab,mencoba untuk hidup berdasarkan outran,bersikap lebih baik,dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.

Personal social         :

–         Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan supaya di anggap di masyarakat

–         Anak mulai mengetahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan lingkungan

–         Menyadari hak dan kepentingan orang lain

–         Mulai dapat bermain dengan teman sebaya

–         Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunya kemampuan dan penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.

–         Masuk TK akan sangat membantu anak untuk “jembatan bergaul” dan sosialisasi dengan teman sebaya.

 

4. Aspek Kognitif

Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir dan berperilaku,mulai memahami waktu,mengalami perbaikankonsep tentang ruang,dan mulai dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda. Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif,memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut dimensinya,penilaian muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai berkurang,kesadaran social lebih tinggi,mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka sudah mampu memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang factual dunia.

Motorik halus         : Bisa menggunakan gunting

  Menggambar lingkaran, kotak, X

Motorik kasar        : Melempar bola melewati atas kepala

  Memanjat

  Menaiki sepeda roda tiga

  Belajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat gigi

 

5. Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

1. Faktor herediter

Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.

2. Faktor lingkungan

Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain :

a. Lingkungan pranatal

Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain.

b. Lingkungan post natal

Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.

 

6. Macam Bermain

  1. Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :

  1. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.

  1. Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan  mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.

Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

  1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
  2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
  3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
  4. Tidak mempunyai teman bermain.

 

7. APE ( ALAT PERMAINAN EDUKATIF )

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :

  1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.

Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.

  1. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
  2.  Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
  3. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat

Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

 

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain

  1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
  2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
  3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
  4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin  bermain.
  5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

 

8. Permainan yang dianjurkan :

Menggambar

Bermain kertas lipat

Menyusun balok

Menyanyi

Alat olahr raga, masak, menghitung

Mobil – mobilan dll.

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. C.     MATERI  BERMAIN MENGGAMBAR
  2. 1.      Pengertian

Menggambar adalah sebuah ekspresi yang di keluarkan oleh seseorang yang didalamnya menunjukkan sebuah seni dan mengandung arti atau makna tertentu. Menggambar bisa dijadikan sebuah metode terapi pada seseorang anak yang menderita sakit untuk menghibur dan mengeksplorasi dirinya baik intelegensi dan emosional.

 

  1. 2.      Keuntungan Menggambar

Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain dengan menggambar, antara lain:

  1. Membuang ekstra energi.
  2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
  3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
  4. Anak belajar mengontrol diri.
  5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
  6. Meningkatnya daya kreativitas.
  7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
  8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
  9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
  10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
  11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

 

  1. 3.      Metode menggambar

Ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak, yaitu :

  1. Menggambar dengan cara mengamati (observasi).

Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjiplak atau dengan contoh pola. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan, bereksperimen, dan melampaui kemampuannya.

  1. Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan.

Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman dan kenangannya. Saat latihan, guru harus banyak menggunakan pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti dari pengalaman mereka.

  1. Menggambar berdasarkan imajinasi.

Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar, lukisan, dan model. Menggambar dengan imajinasi menjadi lebih efektif dengan latihan yang rutin.

 

  1. 4.      Hal – hal yang perlu diperhatikan saat menggambar

–         Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.

–         Menggambar disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

–         Ulangi suatu cara menggambar sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada  keterampilan yang lebih majemuk.

–         Jangan memaksa anak menggambar, bila anak sedang tidak ingin  menggambar.

 

5. Evaluasi

Peserta terapi bermain menggambar mampu:

– Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan

– Membedakan warna dan bentuk gambar

– Menulis dan mengambar

– Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.

 

 

DAFTAR PUSTAKA :

Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.

Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta

http://zaebetterhealth.blogspot.com/2009/01/tumbuh-kembang-anak-usia-prasekolah.html

http://jauharieffendy.blogspot.com/2008/08/pembelajaran-menggambar-untuk-anak.html

Leave a comment

Quote of the week

"People ask me what I do in the winter when there's no baseball. I'll tell you what I do. I stare out the window and wait for spring."

~ Rogers Hornsby

Designed with WordPress